Disamping perawatan dan perbaikan, cara menggunakan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena dalam pengamatan bertahun-tahun, kerusakan terhadap kontainer semen beku lebih disebabkan oleh cara menggunakan (90%), transportasi (5%), selebihnya cacat produksi container itu sendiri.
Secara umum kerusakan kontainer menurut Ir. Supriyanto, M.Si dan Subari, SP dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong Provinsi Banten, yang sengaja diundang oleh Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Paser, adalah dapat terjadi pada bagian luar maupun bagian dalam yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab, hasil identifikasi menunjukkan kerusakan kontainer pada bagian luar banyak terjadi pada seal klep (30%) atau klep itu sendiri (10%). Kerusakan itu disebabkan oleh ketidaktahuan pengguna akan kegunaan grease yang menutup lubang klep, dimana grease tersebut digunakan untuk melindungi klep dari air atau kelembapan udara, karena ketidaktahuan grease tersebut dibersihkan sehingga klep mengalami kerusakan karena terkena air atau kelembapan udara.
Kerusakan bagian dalam banyak terjadi pada sambungan antara tabung dalam dengan leher kontainer atau antara bibir kontainer dengan leher kontainer, hal ini disebabkan sambungan pada kedua bagian tersebut menggunakan lem fiber glass.
Guna melakukan perbaikan pada kedua bagian ini tidak dapat dilakukan dari luar, kontainer harus dibelah dan diperbaiki dari bagian dalam, sehingga diperlukan tehnik pembelahan tersendiri guna menghindari rusaknya komponen bagian dalam yang berfungsi sebagia penyekat panas.
Para inseminator se Kabupaten Paser dan cukup puas dan optimis dapat mengatasi persoalan kontainer semen beku merupakan alat yang sangat diperlukan, dalam usaha meningkatkan populasi ternak di Kabupaten Paser khususnya dan Propinsi Kalimantan Timur pada umumnya, disamping faktor-faktor pendukung lainnya, seperti kecukupan pakan, dan management pengelolaan.
Pertemuan atau work shop perawatan dan perbaikan kontainer ini digelar selama dua hari di aula Kantor Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan, yang juga sekaligus pertemuan optimalisasi program inseminasi buatan di Kabupaten Paser